http://www.megaupload.com/?d=GG2NCUAV
Sunday, April 5, 2009
UTS
http://www.megaupload.com/?d=GG2NCUAV
Transition to Utilization
Transition to utilization merupakan main activity kesembilan dari submodel system development (SD). Main activity ini dapat dibagi menjadi beberapa subactivity sebagai berikut:
- Contribution to support for introduction
- System installation
- Putting into operation
Berikut ini adalah gambaran tentang subactivity dan hubungan antar subactivity yang ada pada transition to utilization.
Gambar 1. Transition to Utilization Subactivity
Gambaran product flow dari transition to utilization dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Transition to Utilization
Contribution to Support for Introduction
Untuk mendukung introduction dari system, maka hal-hal berikut ini perlu dilakukan:
- Realisasi dari semua infrastructure yang dibutuhkan
- Realisasi dari semua training yang perlu dilakukan
- Pemilihan semua staff yang diperlukan untuk application, misalnya SWMM staff
- Spesifikasi struktur dan process organization yang diperlukan untuk application harus diselesaikan terlebih dahulu, seiring dengan integrasi dari job sequence di masa yang akan datang, untuk dijadikan regulasi yang mengatur tentang user
- Semua tindakan yang diperlukan untuk transition system ke utilization harus didefinisikan dan direncanakan. Termasuk di dalamnya adalah transition procedure dan responsibilities.
Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Contribution to Support for Introduction
System Installation
Instalasi system pada application site yang diinginkan terdiri dari assembly, instalasi dari individual system part (hardware dan software), dan membuat system tersebut dapat digunakan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan pada instalasi system:
- Unpack system
- Memeriksa apakah delivery system sudah lengkap
- Membuat manual dan technical documents available
- Melakukan set up dan menghubungkan system parts
- Restocking spare parts dan consumer goods
- Melakukan operation test dari individual component secara bertahap
- Melakukan configuration yang sudah direncanakan
- Menghubungkan semua system parts
- Menghubungkan ke network
- Melakukan function test dari system secara keseluruhan
- Melakukan instalasi dari protective measure yang sudah direncanakan dan melakukan pengecekan terhadap efficiency-nya
In-house dan SWMM staff harus dilatih untuk bekerja dengan system yang sudah di-install. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. System Installation
Putting into Operation
Tujuan dari subactivity ini adalah untuk membuat system yang sudah di-install dapat beroperasi, untuk menyiapkannya untuk acceptance test, dan untuk menjamin smooth transition dari system ke utilization. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendukung agar system dapat beroperasi:
- Pemilihan dan provisioning dari documentation yang diperlukan agar system dapat beroperasi, repository data, dan start parameters
-
- Technical startup
- Registrasi dari semua data yang digunakan agar system dapat beroperasi
- Staff training
Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Putting into Operation
Referensi
Address | Tanggal Akses |
http://www.informatik.uni-bremen.de/uniform/gdpa | 3 April 2009 |
http://v-modell.iabg.de/index.php?option=com_docman&task= cat_view&gid=16&Itemid=30 | 3 April 2009 |
System Integration
System integration merupakan main activity kedelapan dari submodel system development (SD). Main activity ini dapat dibagi menjadi beberapa subactivity sebagai berikut:
- Integration into system
- Self-assessment of the system
- Product supply
Berikut ini adalah gambaran tentang subactivity dan hubungan antar subactivity yang ada pada system integration.
Gambar 1. System Integration Subactivity
Gambaran product flow dari system integration dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. System Integration
Integration into System
Pada subactivity ini, SW unit, HW unit, dan non-IT portion diintegrasikan ke dalam system. Procedure yang dilakukan dalam proses integrasi ini harus berdasarkan pada integration plan. Pada kondisi tertentu, beberapa elemen dari architecture akan diintegrasikan terlebih dahulu ke dalam segment. Jika hal ini sudah direncanakan sebelumnya, maka self-assessment yang nantinya akan dilakukan juga harus memasukkan segment di dalamnya. Self-assesment diperlukan walaupun tidak semua elemen tersedia untuk proses integrasi. Elemen yang belum tersedia harus digantikan dengan menggunakan dummies. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Integration into System
Self-Assessment of the System
Pada subactivity ini, dilakukan self-assessment terhadap system dan segment. Oleh karena itu assessment prerequisite seperti instalasi system ke dalam assessment environment dan pembuatan test case harus sudah dilakukan terlebih dahulu. Dalam melakukan assessment terhadap segment, maka hal-hal berikut ini harus dilakukan:
- Assessment terhadap technical requirement berdasarkan quality characteristic yang didefinisikan di
- Assessment terhadap technical dan functional cooperation, khususnya SW/HW interfaces
- Assessment terhadap segment yang ada pada target hardware dalam kondisi yang menyerupai kondisi asli dengan melakukan simulasi terhadap system environment dan dengan dukungan SW/HW diagnostic tools
- Assessment dengan mempertimbangkan interrupt dan I/O signal processing, synchronization dan komunikasi dari processors, error detection dan tolerance, dan assessment dari man-machine interface (apakah memenuhi ergonomical dan software-ergonomical principles)
Sedangkan dalam melakukan assessment terhadap system, maka hal-hal ini harus dilakukan:
- Assessment terhadap user requirements dan system architecture
- Assessment dilakukan pada special assessment environment, misalnya prototype, lalu assessment dilakukan pada operative application environment atau compatible reference system
- Assessment terhadap technical dan functional cooperation dengan memperhatikan system loading (dalam hubungannya dengan efficiency dan robustness), behavior pada worst-case condition, demontrasi dari system security, situasi dan kondisi tertentu yang mungkin terjadi, dan situasi dan fungsi yang critical
- Assessment terhadap cooperation dari system/segment dan user dengan mempertimbangkan user loading, situasi tertentu yang mungkin terjadi dan bagaimana situasi tersebut akan diatasi, dan situasi critical dan efek dari false operation
Setelah self-assessment selesai dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi hasil self-assessment akan menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. Jika hasil evaluasi memuaskan, maka system akan dikirimkan ke quality assurance (QA) untuk dilakukan assessment secara formal. Jika hasil evaluasi tidak memuaskan, maka akan dilakukan iterasi dengan menggunakan self-assessment yang diperbarui sampai diperoleh hasil evaluasi yang memuaskan. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Self-Assessment of the System
Product Supply
Pada subactivity ini akan dilakukan langkah-langkah untuk mendukung introduction dari system. Langkah-langkah tersebut adalah penyelesaian operational information dan pembuatan system dalam installable form, misalnya floppy disk, CD-ROM, dan seterusnya. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Product Supply
Documents
Berikut ini adalah format dari document operational information yang dihasilkan pada system integration.
Gambar 6. Operational Information
Referensi
Address | Tanggal Akses |
http://www.informatik.uni-bremen.de/uniform/gdpa | 3 April 2009 |
http://v-modell.iabg.de/index.php?option=com_docman&task= cat_view&gid=16&Itemid=30 | 3 April 2009 |
SW Integration
SW integration merupakan main activity ketujuh dari submodel system development (SD). Main activity ini dapat dibagi menjadi beberapa subactivity sebagai berikut:
- Integration into SW component
- Self-assessment of SW component
- Integration into SW unit
- Self-assessment of SW unit
Berikut ini adalah gambaran tentang subactivity dan hubungan antar subactivity yang ada pada SW integration.
Gambar 1. SW Integration Subactivity
Gambaran product flow dari SW integration dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. SW Integration
Integration into SW Component
Suatu SW substructure dapat terdiri dari satu atau beberapa SW module, database, atau SW component. Suatu SW substructure juga mungkin mempunyai dummies. Sebisa mungkin semua dummies akan digantikan pada subactivity ini dengan melakukan iterasi. Jika masih ada dummies yang belum dapat digantikan pada subactivity ini, maka penggantian dummies paling lambat dilakukan pada subactivity integration into SW unit. Setiap pelaksanaan atau iterasi dari subactivity ini, suatu SW substructure dengan integration level yang lebih tinggi diciptakan dari satu atau beberapa SW substructure. Hal ini dapat diwujudkan dengan beberapa hal di bawah ini:
- Integrasi substructure yang belum dihubungkan
- Penggantian dummies dengan operational substructure
- Penggantian substructure dengan versi yang lebih baik
- Integrasi off-the-shelf products
- Pembubaran prototype
- Pertukaran simulator atau emulator dengan operative hardware atau software
Dalam melakukan integrasi pada subactivity ini, mungkin perlu dilakukan pembuatan code atau penulisan procedure sebagai tambahan pada SW module yang sudah ada. Setelah proses integrasi selesai, SW component lalu dikirimkan untuk dilakukan self-assesment secara bergiliran. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Integration into SW Component
Self-Assessment of SW Component
Pada subactivity ini, developer harus melakukan self-assessment terhadap SW component. Self-assesment yang dilakukan mempunyai kemiripan atau dapat dibandingkan dengan self-assessment yang dilakukan pada subactivity self-assessment of the SW module/database. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Self-Assessment of SW Component
Integration into SW Unit
Pada subactivity ini, SW module, database, dan SW component diintegrasikan ke dalam SW unit. Proses integrasi ini dilakukan seperti proses integrasi pada subactivity integration into SW component, walaupun procedure yang digunakan mungkin berbeda berdasarkan apa yang didefinisikan pada integration plan. Tidak boleh terdapat dummies pada hasil dari subactivity ini. Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 5. Integration into SW Unit
Self-Assessment of SW Unit
Pada subactivity ini, developer harus melakukan self-assessment terhadap SW unit. Self-assesment yang dilakukan mempunyai kemiripan atau dapat dibandingkan dengan self-assessment yang dilakukan pada subactivity self-assessment of the SW module/database. Pada dasarnya, self-assessment yang dilakukan harus meliputi hal-hal berikut ini:
- Assessment terhadap fungsionalitas dari SW unit
- Assessment terhadap reliability, efficiency, dan real-time response behavior dari SW unit
- Assessment terhadap usability, changeability, dan portability
-Assessment terhadap SW-internal interfaces yang terdapat antar SW module, database, SW component, dan processes
- Assessment terhadap SW-external interfaces
Gambaran product flow dari subactivity ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6. Self-Assessment of SW Unit
Documents
Berikut ini adalah format dari implementation documents (SW unit)/SW unit yang dihasilkan pada SW integration.
Gambar 7. Implementation Documents (SW Unit)/SW Unit
Referensi
Address | Tanggal Akses |
http://www.informatik.uni-bremen.de/uniform/gdpa | 3 April 2009 |
http://v-modell.iabg.de/index.php?option=com_docman&task= cat_view&gid=16&Itemid=30 | 3 April 2009 |